Melbourne – Dua laki-laki di Australia menemukan makhluk hidup berbentuk aneh ketika menyisir pantai di negara tersebut pada 16 Maret 2019. Ikan bertubuh gemuk besar, tak berekor, dan bermata melotot itu mulanya dikira kayu yang mengapung di air.
Namun ketika kedua orang ini melihatnya dari dekat, mereka menyadari bahwa binatang tersebut adalah sunfish atau ikan matahari (Mola mola). Menurut para ilmuwan, ikan matahari dapat tumbuh hingga 11 kaki (3,3 meter) dan beratnya mencapai 2,5 ton (2,2 metrik ton).
Linette Grzelak dan rekannya, Steven Jones, menceritakan kepada Live Science yang dikutip pada Kamis (21/3/2019) bahwa kondisi ikan itu sudah mati saat mereka melihatnya.
“Ikan ini sangat berat, kulitnya terasa keras dan kasar seperti badak,” ungkap Jones yang merupakan seorang pengawas pemancing ikan. “Saya beberapa kali melihat hasil temuan para pemancing, biasanya hiu dan anjing laut.”
Ikan matahari jarang terlihat muncul di Australia Selatan, termasuk di muara Sungai Murray yang merupakan sungai terpanjang di Negeri Kanguru. Tetapi mereka memiliki jangkauan yang luas. Spesies ini dikenal mampu hidup di seluruh dunia, sebagian besar di perairan beriklim sedang dan tropis.
Meskipun bertubuh besar, Mola mola tidak memangsa manusia. Mereka hanya makan binatang kecil dan lunak, seperti ubur-ubur dan zooplankton, menurut sebuah studi yang diterbitkan pada 2010 dalam jurnal Reviews in Fish Biology and Fisheries.
Di satu sisi, Jones mengatakan dia telah mendengar mitos yang beredar di mayarakat, selama bertahun-tahun, tentang Mola mola yang mampu menenggelamkan kapal pesiar (yacht) di perairan Australia dan kerusakan yang mereka lakukan terhadap moda transportasi laut ini.
Selain dimensi mereka yang mengesankan, Mola mola dapat dikenali melalui mata mereka yang lebar, seolah selalu melotot, dan sirip tinggi yang kerap disalahartikan sebagai hiu oleh orang-orang –ketika ikan ini menyentuh permukaan laut.
Di samping itu, ikan matahari tidak memiliki ekor yang tampak seperti kebanyakan ikan pada umumnya, para peneliti melaporkan pada 2008 di jurnal PLOS One.
Bangkai Ikan Raksasa Hilang
Setelah Linette Grzelak dan Steven Jones menemukan Mola mola, mereka mengambil ikan ini dan kemudian mengunggahnya ke iNaturalist, sebuah situs crowdsourcing yang digunakan para ilmuwan untuk mengidentifikasi spesies unik, baru, atau yang tak pernah terlihat sebelumnya.
Mengingat bahwa tidak ada tanda-tanda kerusakan pada ikan itu, ada asumsi bahwa Mola mola mati karena sebab alami, terlalu banyak makan plastik atau parasit, menurut para ilmuwan yang berkonsultasi dengan Grzelak dan Jones.
Namun, ikan itu kini disebut telah hilang terseret arus laut. Kedua penemunya tidak punya waktu untuk mengamankan bangkai hewan tersebut, karena mereka harus kembali bekerja.
Selain itu, hamparan pantai tempat ditemukannya spesies ini hanya dapat diakses dengan perahu, dan merupakan situs dengan lalu lintas rendah yang cuma dikunjungi oleh pemancing dan tidak memiliki jaringan telepon seluler.
“Oleh sebab itu, kami tidak bisa menelepon siapa pun untuk membawa ikan itu ke darat, sebelum tersapu kembali ke laut saat pasang,” pungkas Grzelak.
Kasus Serupa di California
Sementara itu, ikan setinggi tujuh kaki atau sekitar 2 meter dilaporkan terdampar di Coal Oil Point Reserve Santa Barbara, California Selatan pada akhir Februari tahun ini.
Para peneliti awalnya mengira hewan laut itu adalah spesies Mola mola karena terlihat mirip — sampai seseorang mem-posting foto di sebuah situs cagar alam dan para ahli pun mencoba menganalisisnya.
Apa yang terjadi setelah dilakukan sejumlah analisis, hasilnya mengejutkan para peneliti dari California ke Australia dan Selandia Baru. Ternyata ikan itu adalah spesies yang tidak pernah terlihat sebelumnya di Amerika Utara, dikenal sebagai Hoodwinker Sunfish (Mola tecta).
“Ketika gambar-gambar yang jelas bermunculan, saya pikir tidak ada keraguan lagi. Ini benar-benar Hoodwinker,” kata seorang ilmuwan kelautan, Marianne Nyegaard, yang menemukan spesies serupa pada tahun 2017. “Saya merasa tak percaya melihatnya dan hampir jatuh dari kursi.”